Pertolongan pertama epilepsi - Epilepsi atau lebih dikenal dengan ayan sangat berkaitan erat dengan fungsi dan kinerja otak. Penyakit apapun itu, jika sudah berhubungan dengan otak tentu tidak bisa kita anggap remeh. Hal ini cukup wajar, mengingat otak mengemban peran yang sentral bagi kehidupan kita sebagai manusia. Apabila kita beri perumpamaan, otak bisa kita anggap sebagai pusat listrik. Dengan perumpamaan ini, epilepsi bisa dikatakan sebagai fenomena konsleting sehingga menyebabkan beberapa gangguan di titik tertentu pada otak.
Reaksi tubuh terhadap epilepsi sangat bervariasi tergantung di bagian mana konsleting itu terjadi. Kita ambil salah satu contoh misalnya, ketika gangguan epilepsi menyerang lobus temporalis maka kerusakan yang ditimbulkan dapat menyebabkan perubahan pada prilaku dan mood. Seperti yang pernah dikatakan pada postingan sebelumnya mengenai epilepsi, penyakit ini merupakan salah satu penyakit yang menakutkan bagi kebanyakan orang.
Saya sendiri setuju akan hal tersebut, karena epilepsi memiliki dampak yang luas. Dikatakan luas sebab, dalam jangka pendek maupun panjang, dampak epilepsi sama-sama berbahaya. Untuk jangka pendek, epilepsi dapat membahayakan penderitanya kalau saja penyakit ini muncul di situasi yang kurang tepat seperti menyetir, berenang dan bahkan memasak sekalipun. Sedangkan untuk jangka panjangnya, intensivitas epilepsi yang terlalu sering dan terlampau lama dapat menyebabkan kerusakan pada fungsi otak. Selain itu, masih dalam konteks luas, epilepsi juga bisa menimbulkan masalah sosial dan ekonomi pada si penderita.
Dengan segala dampak diatas, pantas saja kalau penyakit syaraf ini dianggap sebagai momok yang menakutkan. Ketakutan yang dirasakan pun tidak hanya dialami oleh penderita namun juga orang-orang disekeliling penderita itu sendiri. Pernah suatu waktu ketakutan tersebut benar-benar terjadi. Sekedar untuk berbagi pengalaman dengan anda, ketika cuaca mendung itu saya dan teman saya sedang asyik bermain play station. Singkat cerita, teman akrab saya tersebut mengalami epilepsi.
Sebagai orang awam dan belum mengerti apa-apa, tentunya kejadian ini membuat saya setengah kebingungan. Apa yang harus saya lakukan dengan keadaan seperti ini? berniat menolong tapi saya tidak berani karena salah-salah akan memperburuk keadaan. Akhirnya, bersamaan dengan kepanikan saya, muncullah bapak-bapak yang entah dari mana datangnya. Saya yakin beliau adalah malaikat penolong itu, Sikap dingin beliau begitu bertolak belakang dengan reaksi saya yang terkesan lebay. Masih segar diingatan, bapak tersebut dengan tenangnya memberikan pertolongan kepada teman saya hingga akhirnya dia bisa dipulihkan.
Baca Juga : Inilah Pemicu dan Penyebab Gangguan Epilepsi
Baca Juga : Inilah Pemicu dan Penyebab Gangguan Epilepsi
Lewat pengalaman diatas, saya mendapatkan poin terpenting dalam upaya memberikan pertolongan pertama yakni ketenangan. Untuk mengantisipasi kejadian yang serupa, saya pun mulai mencari informasi seputar pertolongan pertama pada penderita epilepsi. Ya setidaknya usaha saya bisa sedikit membantu kalau saja sewaktu-waktu epilepsi teman saya mulai kambuh. Berbekal rasa penasaran dan belajar dari pengalaman, akhirnya saya menemukan apa yang saya cari. Dan pada kesempatan ini saya ingin membagikannya kepada anda.
Pertolongan Pertama Ketika Epilepsi Menyerang
- Masih ingat dengan ketenangan bapak penolong teman saya? iya, kita dilarang panik agar kita bisa bertindak dengan tenang.
- Biarkan pasien tetap pada posisinya kecuali dalam keadaan bahaya.
- Longgarkan pakaian pasien yang dapat menghalangi jalannya nafas seperti ikat pinggang dan kerah leher.
- Jauhkan benda apapun yang berpotensi melukai pasien.
- Jangan masukkan benda apapun ke dalam mulut pasien supaya tidak menimbulkan luka.
- Apabila anda mendapati pasien mengeluarkan banyak liur, miringkan kepala pasien ke kiri atau kanan.
- Observasi apapun sesuai reaksi kejang misalnya, lama kejang, kesadaran, warna wajah, posisi bola mata, suhu tubuh dan pergerakan keempat anggota gerak.
- Jaga pasien hingga keadaannya benar-benar pulih. Pastikan tidak ada keluhan lain selepas kejang berakhir.
- Biarkan pasien istirahat dan jangan memberikan stimulasi pada pasien selama keadaannya belum pulih.
- Bila perlu berikan obat supositoria untuk menghentikan kejang.
- Silahkan bawa pasien ke puskesmas atau rumah sakit terdekat jika kejang berlangsung lebih dari 2 menit, terdapat luka pada tubuh pasien dan kejang yang disambut dengan kejang selanjutnya tanpa jeda.
Mudah-mudahan tips diatas bisa bermanfaat untuk anda, teman anda, adik anda, kakak anda, anak anda, ibu anda, bapak anda atau bahkan pacar anda. Satu hal yang perlu ditekankan, tidak ada ilmu yang sia-sia.